Indeks

Rusia Serang Kyiv dengan Drone

Para pejabat Ukraina, Rabu (14/12) mengatakan serangan Rusia terhadap ibu kota, Kyiv, dengan sejumlah drone buatan Iran telah merusak dua gedung pemerintah.

Wali kota Kyiv Vitali Klitschko melaporkan ledakan terjadi di distrik Shevchenkivsky di Kyiv Tengah. Belum jelas benar apakah ada korban jiwa.

Militer Ukraina mengatakan pertahanan udaranya menembak jatuh 13 drone Shahed, tipe yang sama yang digunakan Rusia untuk menabrak target dala serangan meluas di beberapa kota Ukraina.

“Serangan drone besar-besaran lainnya terhadap Kyiv. Jelas bahwa militer Rusia merasa percaya diri hanya jika menyerang kota-kota yang damai,” cuit Kementerian Pertahanan Ukraina.

Uni Eropa menambahkan sanksi-sanksi terhadap Iran pekan ini atas perannya dalam mengembangkan dan memasok drone yang digunakan Rusia dalam perangnya di Ukraina.

Dampak lingkungan

Sebelumnya pada hari Rabu (14/12), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak Selandia Baru agar berperan dalam menggalang dukungan bagi rencana perdamaian yang mencakup dampak lingkungan hidup akibat perang 10 bulan Rusia di Ukraina.

Zelenskyy mengatakan dalam pidato melalui video kepada parlemen Selandia Baru hari Rabu bahwa serangan Rusia telah mencemari sungai, membanjiri tambang-tambang batu bara dan menghancurkan fasilitas-fasilitas bahan kimia. Ia mengatakan 174 ribu kilometer persegi wilayah Ukraina terkontaminasi oleh ranjau dan jenis bom lainnya yang belum meledak.

“Ekonomi dan infrastruktur yang hancur dapat dibangun kembali. Ini perlu waktu bertahun-tahun,” kata Zelenskyy. “Tetapi kita tidak dapat membangun kembali alam yang hancur, seperti halnya kita tidak dapat memulihkan kehidupan yang hancur.”

Dalam pidato hariannya Selasa malam, Zelenskyy berterima kasih kepada mereka yang mendukung negaranya setelah dua konferensi menghasilkan janji bantuan $1 miliar lebih dari sekitar 70 negara dan institusi.

Bantuan ini adalah untuk memperbaiki infrastruktur Ukraina yang dihantam serangan udara Rusia, yang dalam beberapa pekan ini telah memutuskan pasokan listrik dan air bagi jutaan warga Ukraina. Sekitar $400 juta secara khusus akan ditujukan untuk sektor energi negara itu.

“Kami tidak dapat membiarkan rakyat Ukraina sendirian menghadapi musim dingin, menghadapi penyerang mereka, yang berusaha menimbulkan kesusahan pada mereka,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna kepada wartawan setelah pertemuan di Paris.

PM Ukraina Denys Shmyhal mengatakan kepada wartawan bahwa bantuan baru itu merupakan “sinyal yang sangat kuat. Ini menunjukkan seluruh peradaban dunia mendukung Ukraina.”

Konferensi itu diselenggarakan menyusul janji hari Senin dari para pemimpin Kelompok tujuh negara industri terkemuka untuk memenuhi kebutuhan peralatan militer dan pertahanan Ukraina yang mendesak. [uh/ab]

Sumber: www.voaindonesia.com

Exit mobile version