Pesawat-pesawat pengebom strategis milik Rusia dan China, Rabu (30/11), melakukan patroli bersama di atas Pasifik Barat untuk menunjukkan hubungan pertahanan yang semakin dekat antara kedua negara.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sejumlah pesawat bomber Tu-95 milik Angkatan Udara Rusia dan beberapa pesawat bomber H-6K milik China terbang di atas Laut Jepang dan Laut China Timur selama misi delapan jam itu.
Sebagai bagian dari latihan, pesawat-pesawat pengebom Rusia itu untuk pertama kalinya mendarat di China sementara pesawat-pesawat pengebom China terbang ke pangkalan udara di Rusia, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. Kementerian tersebut menyatakan bahwa patroli bersama itu tidak diarahkan ke negara lain mana pun.
Latihan tersebut mengikuti serangkaian latihan bersama yang dimaksudkan untuk menunjukkan kerja sama militer yang berkembang antara Moskow dan Beijing karena keduanya menghadapi ketegangan dengan Amerika Serikat.
Pada bulan September, Beijing mengirim lebih dari 2.000 tentara bersama dengan lebih dari 300 kendaraan militer, 21 pesawat tempur dan tiga kapal perang untuk ikut serta dalam latihan bersama dengan Rusia. Manuver tersebut menandai pertama kalinya China mengirim pasukan dari tiga cabang militernya untuk mengambil bagian dalam sebuah latihan dengan Rusia.
Kerja sama pertahanan antara Moskow dan Beijing semakin kuat sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari. China dengan tegas menolak untuk mengkritik tindakan Rusia, menyalahkan AS dan NATO karena memprovokasi Moskow, dan mengecam sanksi hukuman yang dijatuhkan pada Moskow.
Rusia, pada gilirannya, sangat mendukung China di tengah ketegangan dengan AS setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. [ab/uh]
Sumber: www.voaindonesia.com