Indeks

Konfrontasi Bersenjata dengan China Bukan Pilihan

Ancaman aksi militer China terhadap Taiwan ”sama sekali bukan pilihan” dan “hanya akan mendorong kedua pihak lebih saling menjauh,” kata Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Senin (10/10).

Berbicara pada Hari Nasional Taiwan, Tsai mengatakan China seharusnya tidak salah mengartikan persaingan dalam sistem politik demokrasi multipartai Taiwan sebagai kelemahan dan “berusaha memecah belah masyarakat Taiwan.

“Saya ingin menjelaskan kepada pihak berwenang Beijing bahwa konfrontasi bersenjata sama sekali bukan pilihan bagi kedua pihak,” kata Tsai. “Hanya dengan menghormati komitmen rakyat Taiwan terhadap kedaulatan, demokrasi, dan kebebasan kami, barulah ada dasar untuk melanjutkan interaksi konstruktif di Selat Taiwan,” katanya.

Jet-jet tempur dan sebuah helikopter Chinook yang mengibarkan bendera Taiwan terbang di wilayah udara Taiwan pada saat perayaan berlangsung, sementara band dari First Girls’ High School Taipeh memainkan lagu-lagu hits mulai dari koleksi The Beatles hingga koleksi Lady Gaga.

Peringatan Hari Nasional Taiwan menghadirkan tamu-tamu internasional seperti Presiden Palau Surangel S. Whipps Jr., yang bendera biru dan kuning negaranya berkibar di samping bendera merah Taiwan dengan kotak biru dan bintang putihnya.

Hari Nasional — yang umumnya dikenal sebagai “Ganda Sepuluh” karena berlangsung pada hari kesepuluh dalam bulan kesepuluh — ditujukan untuk memperingati pemberontakan tahun 1911 oleh pasukan di kota Wuhan di China yang akhirnya menyebabkan runtuhnya Dinasti Qing. Namun, Partai Komunis China menyapu bersih pemerintah Nasionalis dari Tiongkok daratan di tengah perang saudara pada tahun 1949 dan terus mengklaim pulau itu.

Pidato Tsai sebagian besar berfokus pada keberhasilan Taiwan dalam memperkuat jaminan sosial untuk masyarakat yang menua dan terus menumbuhkan ekonomi berteknologi tinggi meskipun ada pandemi COVID-19. Tetapi ia juga menekankan upaya Taiwan yang didorong untuk melindungi diri dari ancaman China, baik dengan peningkatan impor perangkat keras asing dan revitalisasi industri senjata domestik dan peningkatan pelatihan untuk tentara cadangan. [ab/ka]

Sumber: www.voaindonesia.com

Exit mobile version