Iran, pada Senin (7/8), telah mulai mendaftar para kandidat yang akan bertarung dalam pemilihan parlemen pada Maret mendatang, yang akan menjadi pemilihan parlemen pertama sejak protes nasional mengguncang negara itu pada akhir tahun lalu.
Iran telah mengadakan pemilihan presiden dan parlemen secara teratur sejak Revolusi Islam 1979. Tetapi sebuah badan ulama, yang menyeleksi para kandidat dari parlemen yang beranggotakan 290 orang, dapat mendiskualifikasi siapa pun yang dianggap tidak setia kepada Republik Islam.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei memberi keputusan akhir tentang semua kebijakan utama.
Lebih dari 7.000 kandidat didiskualifikasi menjelang pemilihan terakhir pada tahun 2020 – sekitar separuhnya berusaha kembali mencalonkan diri.
Jumlah pemilih pada pemilihan itu adalah yang terendah sejak 1979, dengan hanya 42 persen lebih pemilih yang memenuhi syarat memberikan suara.
Para kandidat memiliki waktu satu minggu untuk mendaftar secara online, langkah pertama dalam proses pendaftaran yang memakan waktu berbulan-bulan itu. Namun, masing-masing kandidat akhirnya harus mendapat mendapat persetujuan dari Dewan Penjamin, sebuah badan klerikal beranggotakan 12 orang, yang setengah dari anggota badan tersebut ditunjuk langsung oleh pemimpin tertinggi. [my/jm]
Sumber: www.voaindonesia.com