AS Dakwa 7 Orang Terkait Pengadaan Jaringan bagi Militer Rusia

Jaksa penuntut Amerika Serikat, pada Selasa (13/12), mengumumkan tuntutan pidana terhadap lima warga Rusia dan dua warga AS yang diduga mengoperasikan sebuah jaringan untuk mendapatkan teknologi dan amunisi AS yang sensitif bagi militer Rusia.

Jaringan yang disebut sebagai jaringan Serniya itu diduga terlibat dalam pembelian dan pengiriman teknologi militer dan teknologi berfungsi-ganda senilai jutaan dolar dari Amerika ke Rusia sejak setidaknya tahun 2017, menurut 16 dakwaan yang diungkap pada Selasa.

Jaringan itu dioperasikan oleh dua perusahaan asal Moskow yang beroperasi di bawah arahan dinas intelijen Rusia. Keduanya adalah Serniya Engineering dan Sertal LLC. Perusahaan-perusahaan itu dijatuhi sanksi oleh departemen keuangan dan perdagangan AS menyusul invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.

Tiga dari tujuh terdakwa, termasuk Alexey Brayman dan Vadim Yermolenko, yang merupakan warga negara AS, dan Vadim Konoshchenok, warga Rusia, telah ditahan, kata Departemen Kehakiman dalam sebuah pernyataan.

Konoshchenok, yang diduga merupakan seorang agen dinas intelijen Rusia FSB, ditahan oleh pihak berwenang Estonia pekan lalu sesuai permintaan AS dan sedang menunggu diekstradisi, kata pihak Departemen Kehakiman.

Pada bulan Oktober dan November lalu, ia dihentikan di perbatasan Estonia-Rusia karena membawa ribuan peluru buatan AS yang biasa digunakan dalam senapan sniper.

Keempat terdakwa lainnya masih buron. Mereka adalah Yevgeniy Grinin, Aleksey Ippolitov, Boris Livshits dan Svetlana Skvortsova.

Pejabat tinggi Departemen Kehakiman dan FBI mengumumkan dakwaan itu.

“Departemen Kehakiman dan mitra internasional kami tidak akan menoleransi skema kejahatan untuk meningkatkan upaya perang militer Rusia,” kata Jaksa Agung AS Merrick Garland dalam sebuah pernyataan.

“Dengan tiga di antara terdakwa kini ditahan, kami telah mengganggu jaringan pengadaan yang diduga digunakan oleh para terdakwa dan dinas intelijen Rusia untuk menyelundupkan amunisi senapan sniper dan komponen elektronik sensitif ke Rusia.”

Direktur FBI Christopher Wray menambahkan, “Industri yang dapat didukung oleh pengiriman ilegal ini – komputasi kuantum, senjata hipersonik – menimbulkan bahaya besar di tangan musuh kita.”

Para terdakwa menghadapi dakwaan konspirasi untuk menipu AS sehubungan dengan penegakan kontrol ekspor dan sanksi ekonomi; konspirasi untuk melanggar Undang-Undang Reformasi Kontrol Ekspor (ECRA); penyelundupan; dan kegagalan untuk mematuhi Sistem Ekspor Otomatis terkait dengan pemindahan barang elektronik. [rd/rs]

Sumber: www.voaindonesia.com